Sambal Luat NTT

Angela Selly
Angela Selly @AngelaSelly
Jakarta

Beberapa tahun lalu saat mission trip, saya pernah makan Sei Babi dari Baun. Enak sekali!! Apalagi aroma kayu bakarnya, yang tidak bisa ditemukan di kota. Dan yang tak terlupakan adalah sedapnya sambal luat yang tidak biasa, dengan aromanya yang tajam. Sempat saya tanya sama teman di sana, katanya sambal ini harus difermentasi dulu beberapa hari. Mungkin itu yang membuat sambal ini sederhana tapi berbeda.

Setiap kali ingat sambal luat, pasti akan terkenang juga dengan Weiluli. Sebuah tempat yang tak diketahui banyak orang di perkotaan. Lembah berombak-ombak indah di mana ada rimbunan kaktus yang tingginya meter menjulang. Juga ladang bunga matahari dan kuda liar yang berlari bersama kawanan. Duduk di sana, menikmati matahari dan angin, mendengar suara lenguhan sapi dan anaknya. Malam di bawah kemerlap bintang-bintang benderang yang tak bisa dinikmati di kota, menjadi saksi, bercanda tawa, dansa tebe bersama penduduk. Dari sayur kangkung yang tumbuh di sekitar rumah, mereka bisa membuat makanan yang sangat berkesan sampai kami tak malu-malu minta tambah. Tempat yang sederhana, orang-orang sederhana, yang bisa tertawa juga marah. Namun rasa persahabatan dan ketulusannya tajam.

note:
Bila ada daun siba, silahkan ditambahkan, cara mengolahnya seperti perlakuan daun kemangi.
Hasil jadi resep ini kira-kira 2 sendok makan.
Terima kasih untuk Rhinie Armelya buat inspirasinya.

#PejuangGoldenApron2
#DekatdiHati
#CookpadCommunity_Jakarta

Sambal Luat NTT

Beberapa tahun lalu saat mission trip, saya pernah makan Sei Babi dari Baun. Enak sekali!! Apalagi aroma kayu bakarnya, yang tidak bisa ditemukan di kota. Dan yang tak terlupakan adalah sedapnya sambal luat yang tidak biasa, dengan aromanya yang tajam. Sempat saya tanya sama teman di sana, katanya sambal ini harus difermentasi dulu beberapa hari. Mungkin itu yang membuat sambal ini sederhana tapi berbeda.

Setiap kali ingat sambal luat, pasti akan terkenang juga dengan Weiluli. Sebuah tempat yang tak diketahui banyak orang di perkotaan. Lembah berombak-ombak indah di mana ada rimbunan kaktus yang tingginya meter menjulang. Juga ladang bunga matahari dan kuda liar yang berlari bersama kawanan. Duduk di sana, menikmati matahari dan angin, mendengar suara lenguhan sapi dan anaknya. Malam di bawah kemerlap bintang-bintang benderang yang tak bisa dinikmati di kota, menjadi saksi, bercanda tawa, dansa tebe bersama penduduk. Dari sayur kangkung yang tumbuh di sekitar rumah, mereka bisa membuat makanan yang sangat berkesan sampai kami tak malu-malu minta tambah. Tempat yang sederhana, orang-orang sederhana, yang bisa tertawa juga marah. Namun rasa persahabatan dan ketulusannya tajam.

note:
Bila ada daun siba, silahkan ditambahkan, cara mengolahnya seperti perlakuan daun kemangi.
Hasil jadi resep ini kira-kira 2 sendok makan.
Terima kasih untuk Rhinie Armelya buat inspirasinya.

#PejuangGoldenApron2
#DekatdiHati
#CookpadCommunity_Jakarta

Edit resep
Lihat Detail Statistik
Bagikan
Bagikan

Bahan-bahan

  1. 12cabe rawit
  2. 2 batangkemangi, daunnya saja
  3. 1/2jeruk nipis
  4. secukupnyaGaram

Cara Membuat

  1. 1

    Siapkan bahan, cuci dulu ya. Petik-petik daun kemanginya. Taburkan garam tipis saja di atas daun kemangi, sisihkan.

  2. 2

    Ulek halus cabe rawit. Tambahkan garam sesuai selera. Saya memakai 1/3 sdt garam.

  3. 3

    Peras air jeruk nipis ke dalam sambal.

  4. 4

    Daun kemangi yang sudah layu, diperas kering. Lalu diiris-iris. Untuk kulit jeruk juga diiris halus. Setipis mungkin ya.

  5. 5

    Tambahkan kulit jeruk dan daun kemangi ke dalam sambal. Aduk rata.

  6. 6

    Simpan sambal dalam wadah kedap udara, selama 2-3 hari agar jeruk tidak terasa pahit. Yuk!! Disantap bersama Sei!!!

Edit resep
Lihat Detail Statistik
Bagikan
Masak Hari Ini
Angela Selly
Angela Selly @AngelaSelly
pada
Jakarta
Aku senang masak yang simple, menu rumah sehari-hari.
Lebih banyak

Komentar (2)

Stefani Nahampun
Stefani Nahampun @cook_5001448
Penyimpanan nya di suhu ruangan atau di dalam kulkas mba?

Resep Serupa