Salah satu cara mencintai negeri adalah memberdayakan sumber daya dari dalam negeri sendiri. Kali ini kami memasak dengan bahan-bahan lokal. Ikan dari nelayan lokal di perairan lokal, diolah oleh perajin ikan lokal sebelum dipasarkan. Bumbu pun dari petani lokal dan dari hasil tanaman kebun-kebun di sekitar pekarangan rumah. Dirgahayu Republik Indonesia, berdayalah dari kekayaan lokal yang melimpah ruah. 🇮🇩Ikan tongkol bisa diganti ikan peda (ikan keranjangan) atau ikan asap.#CookpadCommunity_Jakarta#CFDJatinegara_Indonesiaku#GenerasiAprontis Week20#PilihMasakUntukBangsa#MerahPutihDirgahayuRI

Olahan ikan tongkol yg mudah dan sedaaap 😆

Rasanya krenyess krenyess, enak deh. Ada sedikit rasa pedasnya.

Salah satu homefood favorit saya.. Kadang terasa pedes banget, kadang gak sama skali. Cabenya atau apanya ya.. hahaha

Kesukaan Bapak. Tiap Bapak berkunjung, saya selalu masakkan Tumis Cabai Hijau kesukaan beliau. Dimasak nggak terlalu matang, jadi masih agak renyah dengan pedas samar.

Tumis cabai hijau ini selalu mengingatkan saya akan besekan kenduri jaman dahulu. Di dalam besek yang terbuat dari anyaman bambu itu, biasanya terdapat segunduk nasi, telur bulat yang di pindang, ikan asin petek yang ditepungin, sambal goreng kentang, bihun, bistik daging sapi dan tumis cabai hijau geluntungan.Aroma khas bilah bambu yang bercampur dengan berbagai masakan itu langsung menyentuh hidung ketika tutup besek di buka. Aroma yang susah sekali di lupakan.Salah satu hobi saya adalah menyantap menu masakan hajatan. Terkadang dengan sengaja saya kerap menyajikan masakan hajatan untuk keluarga.Salah satunya adalah tumis cabai hijau ini, walaupun tidak berasa pedas, tapi sensasi pahit sengir cabai hijau ini ngangenin sekali. Gak cuma cabai hijau yang enak di tumis seperti ini, melainkan cabai gendot juga. Cabai gendot lebih terasa pedasnya, apalagi yang warnanya telah memerah dengan biji yang menghitam.

Masakan sederhana tapi bikin nambah nasi. Lebih enak dimakan sama nasi hangat dan kerupuk :-)