Lebaran kali ini tidak bisa mudik karena krisis korona. Ibuku mengikhlaskan anaknya tidak pulang lebaran. Takut kalau semua orang sekampung kena korona saat anaknya yang super duper cantik (dulu katanya) ini mudik, nanti disalahkan.

Saat kutanya mau masak apa aja untuk lebaran, beliau pun menjawab, “kare ayam, kare tahu tempe, bistik daging, dan bakso”. Jadilah sehari sebelumnya saya nyicil masak masakan yang sama seperti beliau.

Kali ini saya bagi resep dari ibuku. Sebenarnya beliau hanya memberi tahu apa saja bumbu-bumbunya. Saat kutanya takaran, beliau hanya menjawab “dikira-kira saja. Yang pinter gitu loh!!!!” 🤪 Saya pun hanya nyengir.

—————————————————————

Saya hanya memakai setengah cabai besar karena ada mertua yang sedang berkunjung (kebetulan kebijakan di Belanda mulai longgar. Maksimal kami boleh menerima tamu 3 orang). Di foto tinggal 2 potong. Ludes. Lupa difoto sebelum disantap. Mumpung belum kehabisan, difoto dulu.

Menurut mertua cowok dan cewek bistik ini enak banget. Mertua cowok juga menambahkan kalau tekstur dagingnya juga pas. Ga keras dan ga hancur. Ternyata memakai jam weker ada hikmahnya juga. Bisa diulang lagi lain kali hahaha... (padahal aslinya biar bisa melakukan hal-hal lain di dapur 😅)