Gudeg Nangka Daging Sapi dan Telor ayam yang di masak dalam kendil . Seluruh dinding dan alas kendil di alasi daun jati dengan tujuan selain melindungi masakan gak cepet gosong, daun jati juga akan memberikan warna merah kecoklatan pada isian gudeg ini juga memberikan wangi khas dari getahnya yang bercampur dengan aroma gerabah yang terbakar api kompor.
Rasa manisnya sengaja gak di buat legit seperti manisnya gudeg Jogya karena di sesuaikan dengan lidah saya dan anak - anak yang gak Djowo, tetapi suami yang berayahkan dari Sleman, Jogyakarta, juga cocok- cocok aja , kok, 🤭😄
Tambah gurih, legit dan lezat dikucuri dengan arehnya yang kental dan berempah.
Metik daun jati di pinggir jalan raya ada 2 -3 blok pendestriannya di tanami daun jati, adem, dech musim kemarau gini ngadem duduk - duduk di bawah rindangnya pohon jati dengan di alasi daun - daunnya nya banyak berguguran. Mirip kebon jati di tengah kota, loch ...
Gudeg saya masak berulang - ulang dengan api kecil, sambil sesekali di tambahi santan kental untuk di masak kembali sampai kuah menyusut. Biasanya kami santap 3 hari dari proses pemasakan awal.
Sebagian hasil gudeg nangkanya kami makan setengah basah gak berkuah, sebagian lagi sengaja saya sisihkan untuk di keringkan mirip - mirip abon nangka daging nantinya