Kangen dengan makanan ini yang klo dimakan garing di luar tapi lembut di dalam dan kebetulan bahannya lengkap langsung dieksekusi deh😊😊11-09-2019#PejuangGoldenApron2

Tara'jo adalah salah satu kue khas dari suku bugis, sulawesi selatan, bahan2 nya pun sangat sederhana dan mudah dibuat #jajanantempodoeloe

Bismillah,,. Pengen ikutan #CABEKU juga di #WeekendChallenge kali ini. Banyak banget ide yang muncul, tapi bahannya kurang lengkap di rumah. Padahal kitakan masih harus #DiRumahAja. Pagi2 masuk dapur eh anak2 belum menghabiskan ubi jalar rebus semalam. Cuus, beraksi deh. Dengan adanya kelapa yang hampir semua bagiannya bisa dimanfaatkan, kali ini aku pakai kelapa parut dari buah kelapa yang setengah tua. Kreasi yang pas deh buat ikutan #KelapaSeribuManfaat. Perpduan lembutnya ubi jalar, manisnya gula merah dan gurihnya kelapa.

Request ayahanda... cuss bikin.. dan jadipun dan enakpun 😚

Mata belum ngantuk, mari berdamai dengan dapur..😃😃

Ada sisa ubi jalar yg sayang kalau tidak diolah,dan jadilah kue ubi ini🤭Kalau mau lihat cara buatnya ada di yutub channel Dapur Ani🥰

 #KelapaJadiApa #cloverdandelion17 #PejuangGoldenBatikApronDilansir dari blog Batakpedia bahwa, Ombus-ombus adalah makanan khas Batak, yang terbuat dari tepung beras dengan gula aren atau gula pasir di dalamnya.Konon, ombus-ombus bahkan sudah ada sekitar tahun 1940. Makanan ini pertama kali dibuat warga bernama Musik Sihombing. Ia menamakan makanan ini Lapet Bulung, tetap Panas dan menjajakannya di sekitar Siborong-borong, Tapanuli Utara. Ia menjual makanan ini dengan sepeda, dari desa ke desa.Setelah Musik Sihombing wafat, usaha ini dilanjutkan tetangganya, Anggiat Siahaan bersama sang istri Horlina boru Nabanan. Agar mudah di ingat dan tak sulit saat dijajakan, Anggiat Siahaan akhirnya mengganti nama Lapet Bulung Tetap Panas ini menjadi ombus-ombus.Dalam bahasa Batak Toba, ombus-ombus berarti di tiup-tiup. Mungkin nama ini terilhami kebiasaan konsumen, yang selalu meniup penganan ini ketika disajikan saat masih hangat atau panas.