Ayam goreng

Maria Hasjim
Maria Hasjim @cook_2482823

Di Saat Rintik Hujan

Boy masih tergolek di tempat tidurnya. Hari itu sekolah libur. Ia bermalas malasan. Matanya menatap ke langit-langit kamar. Boy teringat almarhumah mamanya. Kenangan terbesit di benaknya. Terbayang senyum manisnya, terasa belaian kasih sayangnya yang lembut. Mama sangat perhatian. Ah, kenapa kau begitu cepat pergi, padahal aku masih butuh kasih sayangmu.
Boy menarik nafas . Tidak terasa air matanya menetes dan jatuh di bantal. Ia menoleh ke arah foto Mama yang terletak di meja belajar. Ia cerah dan berseri. Kenapa Mama diberi penyakit berat? Penyakit kanker otak itu menggerogoti dan mengambil nyawanya. Itu kehendak Tuhan. Semoga Ia mendapat tempat di sisi-Nya. Boy menghapus air matanya.
Tok! Tok! Tok! “Boy, bangun sayang! Sudah siang!” terdengar pintu kamar diketuk. Suara Tante Dewi menyuruhnya bangun. Tante Dewi mama barunya. Boy belum tahu bagaimana sifatnya. Parasnya cantik, apakah hatinya juga cantik? Boy belum berani memanggilnya mama.
“Boy bangun, kamu harus sarapan!” panggil Tante Dewi.
“Ya, Boy dari tadi sudah bangun, kok,” sahut Boy. “Cerewet amat, sih!” desisnya.
Setelah mandi, Boy bergegas menuju meja makan. Di sana sudah ada Papa dan Tante Dewi.
“Ayo, Boy, sarapan yang lahap, ya!” Tante Dewi mengambilkan nasi untuk Boy. “Nih, ada ayam goreng kesukaanmu. Pasti enak dan gurih!” tambahnya lagi.
Boy terkejut. Dari mana perempuan itu tahu makanan kesukaannya.
“Papa cerita, kamu itu suka makan ayam gor

Ayam goreng

1 orang berencana membuat resep ini

Di Saat Rintik Hujan

Boy masih tergolek di tempat tidurnya. Hari itu sekolah libur. Ia bermalas malasan. Matanya menatap ke langit-langit kamar. Boy teringat almarhumah mamanya. Kenangan terbesit di benaknya. Terbayang senyum manisnya, terasa belaian kasih sayangnya yang lembut. Mama sangat perhatian. Ah, kenapa kau begitu cepat pergi, padahal aku masih butuh kasih sayangmu.
Boy menarik nafas . Tidak terasa air matanya menetes dan jatuh di bantal. Ia menoleh ke arah foto Mama yang terletak di meja belajar. Ia cerah dan berseri. Kenapa Mama diberi penyakit berat? Penyakit kanker otak itu menggerogoti dan mengambil nyawanya. Itu kehendak Tuhan. Semoga Ia mendapat tempat di sisi-Nya. Boy menghapus air matanya.
Tok! Tok! Tok! “Boy, bangun sayang! Sudah siang!” terdengar pintu kamar diketuk. Suara Tante Dewi menyuruhnya bangun. Tante Dewi mama barunya. Boy belum tahu bagaimana sifatnya. Parasnya cantik, apakah hatinya juga cantik? Boy belum berani memanggilnya mama.
“Boy bangun, kamu harus sarapan!” panggil Tante Dewi.
“Ya, Boy dari tadi sudah bangun, kok,” sahut Boy. “Cerewet amat, sih!” desisnya.
Setelah mandi, Boy bergegas menuju meja makan. Di sana sudah ada Papa dan Tante Dewi.
“Ayo, Boy, sarapan yang lahap, ya!” Tante Dewi mengambilkan nasi untuk Boy. “Nih, ada ayam goreng kesukaanmu. Pasti enak dan gurih!” tambahnya lagi.
Boy terkejut. Dari mana perempuan itu tahu makanan kesukaannya.
“Papa cerita, kamu itu suka makan ayam gor

Edit resep
Lihat Detail Statistik
Bagikan
Bagikan

Bahan-bahan

1 jam
2 porsi
  1. Ayam
  2. Garam
  3. Lemon
  4. Anggur hitam
  5. Bubuk lada
  6. Margarin

Cara Membuat

1 jam
  1. 1

    Bersihkan ayam, bersihkan bulu, & keringkan Potong permukaannya jarak 1 cm Jangan memotong terlalu tebal Berhati – hastilah saat memotongnya tidak merusak bentuk ayam Rendam ayam dalam bumbu perendam 20 menit Masukkan ayam ke dalam happy pan Atur timer 10 menit Kurangi suhu menjadi 150 derajat, panggang 10 menit menghasilkan ayam yang Matang & berwarna kecoklatan

Edit resep
Lihat Detail Statistik
Bagikan

Cooksnap

Apakah kamu sudah membuat resep ini? Bagikan foto hasil kreasimu!

Ilustrasi digambar tangan berwarna abu-abu berupa kamera dan wajan penggorengan dengan bintang-bintang muncul dari wajan
Masak Hari Ini
Maria Hasjim
Maria Hasjim @cook_2482823
pada

Komentar

Resep Serupa