Awal seblak booming and viral, langsung deh kepo pengen nyobain. Cari info dulu what the seblak is, ternyata komponen utamanya kerupuk yang dibasahin plus cikur/ kencur. Isiannya bisa dimodifikasi sendiri, bisa ditambah mie kuning, makaroni, bakso,dll. Pertama kali coba, langsung suka sih karena sebagai pecinta kencur, seblak masuk in that food list. Berdasarkan hasil riset, ada 2 jenis seblak basah yang beredar di pasaran (halah, opo iki??). 1. seblak yang telurnya dijadikan base dengan bumbu, dan hasil akhirnya semi basah. Simple banget bikinnya, tapi kalo didiamkan, si kerupuk seblaknya bikin semua kuah surut, a.k.a. very dry. Pernah pas fam gathering dengan pdnya bikin si seblak tipe ini dengan kuantitas agak banyak, tapi eng ing eng..pas diserve itu failed banget pemirsah! kerupuknya jadi lengket banget sama isian yang lain plus kuahnya really gone by the wind. One day,muncullah review Ria sw tentang seblak jeletet yang menggoda iman. Wah, ternyata baru tau ada jenis seblak tipe 2, yang berkuah. Browsing resep how to make it, akhirnya nemu kira-kira si seblak kuah ini komponen pentingnya tetep sama: kencur dan cabe, tapi dengan tambahan cabe bubuk yang banyak. Eksekusi resep pertama kali si seblak kuah ini, hasilnya lebih cocok daripada yang tipe 1 tadi, tapi saya masih agak kurang sreg karena si cabe bubuk meninggalkan jejak sedikit pahit dilidah. Next experiment saya skip that chili powder, hasilnya jauh lebih sesuai dengan lidah kearifan lokal saya. So, masak kuy!