Di pekarangan belakang ada talas yang tumbuh lumayan subur, alhasil jadiin sayur deh buat buka puasa.#PejuangGoldenApron3

Resep ini saya dapat dari ayah saya, sejak dulu sayur lompong buatan ayah saya jadi favorit hehe, enak dan tidak gatal. Sekarang saya mau mencoba untuk memasak sayur lompong ini.

Pertama kali dikenalkan sayur lompong / batang talas oleh mertua setelah sy menikah. Di Cirebon sy belum pernah makan ini. Rasanya unik sekali, lembut, ada sedikit rasa khas dari batang talas. Disini batang & daunnya digunakan semua. Jgn lupa dibersihkan & direbus dulu sebelum dimasak. Ibu mertua sering bikin sayur ini dikasih tulang ikan asin jambal yg banyak, bener² tulang ikan asin yg digoreng. Rasanya jadi tambah sedep. Yuk coba#GenerasiAprontis#GATAWeek7#CookpadCommunity_Bandung#SayurLompong#DaunTalas#Talas

Beberapa waktu lalu ada sebuah tayangan yang berkisah tentang ulat pohon jati yang dijadikan lauk teman makan di daerah Gunung Kidul. Ya, selain terkenal dengan pantainya yang indah serta gua-gua beraliran air yang memesona, wilayah kabupaten yang beribukotakan Wonosari ini pun terkenal dengan berbagai olahan makanan maha ekstrim yang membuat lidah ini merinding. Sebut saja, ulat jati and their kepompong, laron, belalang, dan si kumbang-kumbang di taman atau kerap disebut puthul.Saya ingat suatu hari simbah pernah berkata bawasannya bila orang Jawa itu (di daerah tertentu) adalah pemakan segala, pokoknya omnivora sejati deh, gak binatang gak dedaunan, selama tidak beracun, dapat dijadikan santapan yang rasanya lumayan meng-ehem-kan lidah.Saya sendiri ogah lah kalo di suruh nyicipi makanan ekstrim seperti itu, kayaknya bakal sampe keimpi-impi deh ngebayangin ulat yang bercorak belang-belang itu keleleran di wajan, aih. Saya lebih bisa mentolerir olahan makanan dari tumbuhan yang tidak umum.Salah satu olahan tumbuhan yang agak-agak aneh yang pernah diolah simbah adalah batang talas a.k.a lompong. Ya, talas merupakan tumbuhan yang multiguna. Umbi, batang serta daunnya dapat dijadikan olahan makanan yang lezat. Di pasar saya kerap menjumpai batang talas ini, di jual perikat seharga 5 ribu rupiah. Awalnya saya curiga dengan masakan ini, namun setelah dicoba, ambooii rasanya menghajar lidah dengan segala kelembutan dan kelezatannya.

Kalau beli talas bentoel,pasti digandeng sekalian batangnya.Dan ini adalah sayur kesukaan ibu saya,karena lembut.Sayur jaman dulu katanya.

***#GenerasiAprontis#Pekan23GATA

Hasil dari kebun sendiri, sayang kalau dicuekin. Request suami yg demen bgt santan2...aq mah gk segitunya... errgh -_-