Resep ini saya dapatkan dari ibu saat kami sekeluarga akan merayakan hari raya idul fitri Juni 2017 silam. Awalnya saya disuruh masak rendang oleh ibu. Tapi saya malas sekali menyiapkan bumbunya. Membayangkan harus menumbuk kelapa sangrai serta memastikan berbagai rempah yang seabreg-abreg banyaknya itu harus siap untuk diolah, rasanya ingin sekali aku melambaikan tangan saja kepada ibu.
"Siapa bilang bumbunya seabreg? Orang bumbunya cuma itu aja kok," pungkas ibu seraya menunjukkan jari telunjuknya ke arah bungkusan plastik di atas meja dapur. "Kita bikin rendang dusun aja, ngga usah pake bumbu macem-macem. Ribet," lanjutnya.
Aku langsung membongkar isi bungkusan plastik tersebut. Ternyata ada santan kelapa, cabai merah, dan bawang merah. "Kok cuma ini aja bu? Ini beneran ya bisa jadi rendang?" tanyaku tak percaya.
"Ya kamu pergilah cabut lengkuas, sereh, daun jeruk, sama daun salam di halaman belakang," perintah ibu. Akhirnya akupun langsung pergi mengiyakannya.
Singkat cerita, rendang kampung ini meskipun bumbunya sederhana, tapi ternyata memiliki cita rasa yang nendang, tak kalah dari rendang yang versi bumbu seabreg. Apalagi ketika baru matang dan langsung dimakan bersama nasi putih hangat, bisa nambah sampai berpiring-piring. Hanya saja mungkin rasanya tidak senano-nano yang versi bumbu seabreg.
Penasaran dengan resepnya? Yuk, mari disimak, ya.