Bubur ini mirip dengan bubur pedas/bubur sambas khas kalbar, hanya saja bubur ini tidak menggunakan daun kesum dan kelapa gongseng yang ditumbuk. Daun kesum sangat sulit dan bahkan tidak ada di sekitar saya. Pernah coba menanam namun gagal, bahkan sewaktu saya masih tinggal di jogja pun orang tua saya mencoba untuk menanam gagal juga. Ya sudahlah saya ganti saja dengan bunga kecombrang dan sepertinya diganti dengan daun ketumbar jg bisa, karena memiliki aroma yang mirip.
Untuk kaldu, setahu saya di kalimantan menggunakan daging bisa iga atau tulangan sapi. Saya tidak pakai karena dalam bubur digunakan teri tumbuk/halus sebagai bumbu dan makannya pun dilengkapi dengan teri/ikan asin goreng. Katanya hewan laut tidak cocok dimasak dengan hewan darat (cmiiw), makanya saya beri opsi jika menggunakan teri/ikan asin makan kaldunya pakai kaldu jamur. Namun jika ingin menggunakan kaldu dari iga sapi/daging/tulangan sapi, pelengkapnya tanpa teri/ikan asin. Aaahh..padahal makan bubur ato makan nasi kan enaknya pakai ikan asin yes...sama sambel dan limau peras. Jadi saya pilih yang pakai hewan laut ajalah.